Bijaksana

“Terkadang saya heran, kok saya bodoh amat!!!” Seandainya boleh minta satu hal, apa pemikiran saudara? Jadi kaya? Ternama? Jadi orang beken? Pasti tidak salah untuk jadi hartawan atau selebriti. Namun ada satu hal yang lebih bernilai…. Itulah kebijaksanaan.

Bagaimana caranya jadi bijak?? Pasti tidak bisa dibeli di pasar, juga tidak diturunkan oleh nenek moyang.

Yesus memberikan pengajaran terbaik untuk jadi bijak. Menurut Kitab Suci, sejak kanak-kanak, Yesus tumbuh dalam kebijaksanaan. Ia disukai manusia….diperkenankan Allah…tahu cara menghormati orang tua…mengerti betul cara mengagungkan Allah dan menjadikanNya nomor satu dalam kehidupan. Ia juga sangat paham dan taat menjalankan prinsip-prinsip Firman Allah!!



Menurut Yesus, orang bijak membangun hidupnya di atas “batu karang”, bukan di atas “pasir”. Sehingga, pada saat kesulitan melanda, bangunan kehidupannya tetap kokoh karena berdiri di atas dasar Firman Allah dan hubungan yang akrab dengan Dia.

Saat bertumbuh dalam kebijaksanaan, kita belajar mengambil keputusan-keputusan penting yang berdampak seumur hidup. Tak perlu menjadi tua dahulu untuk menjadi bijak, sebab yang lebih tua belum tentu selalu lebih bijak. Saudarapun dapat menjadi bijak, kalau mau belajar dari orang-orang yang punya segudang pengalaman hidup.



Kebijaksanaan tidak hanya menyangkut penggunaan otak, tetapi juga penggunaan hati dalam memahami segala sesuatu. Para pemuka agama yang mendengar ajaran Yesus merasa bahwa ajaranNya terlalu keras, karena mereka hanya memakai logika dalam menerangkan maksudNya.



Memang, bila kita berkeras hati, kita tidak akan pernah mengerti kebenaran rohani yang diajarkan Yesus. Sebaliknya, bila kita membuka pikiran dan hati kita lebar-lebar untuk menerima Firman Allah, kita pasti akan semakin bijak.
Share on Google Plus

About Willer Marbun

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar anda :