LAGU "Malam Kudus"

'Subscribe'
'Add
'Add

Menjelang natal seperti saat ini, ada salah satu yang tidak bisa dilepaskan dari perayaan untuk menanti datangnya natal, yaitu lagu MALAM KUDUS. Lagu ini biasanya tidak pernah absent dalam setiap perayaan natal. Lagu malam kudus, itu yang biasanya terdengar saat menanti saat-saat natal, biasanya 24 desember malam saat kebaktian and kebaktian keesokan harinya,,itu kalo digereja saya. Dan muncul juga lagi-lagi pertanyaan…malam kudus, lagu ini bagaimana sih sejarahnya.. untuk mendapatkan jawaban itu seperti biasa saya berselancar didunia maya dan dapat juga jawaban dari pertanyaan saya…apa itu jawabannya..??? so lets cek it now

Kisah lagu “Malam Kudus” berawal dari sebuah kota yang indah bernama Salzburg di Austria. Di tengah semarak dan megahnya kota yang dipimpin oleh Prince Archbishop, tinggallah seorang penenun sederhana bernama Anna. Anna, sebatang kara di dunia ini, hidup sangat sederhana, hampir tak ada harapan untuk meningkatkan taraf hidupnya atau bahkan untuk menikah. Suatu ketika, ia jatuh cinta kepada seorang prajurit yang ditempatkan di Salzburg. Dari prajurit itu ia mengandung seorang bayi yang dilahirkannya pada tanggal 11 Desember 1792. Malangnya, sang prajurit tak hendak bertanggung-jawab atas puteranya dan meninggalkan Anna serta sang bayi untuk memperjuangkan hidup mereka sendiri. Walau demikian, Anna menambahkan nama keluarga sang prajurit kepada nama bayinya, yang ia namakan Joseph Mohr. Menjadi seorang ibu tanpa pernah menikah, dengan seorang anak haram, Anna harus menghadapi cemoohan dan penolakan masyarakat. Pada akhirnya, ia minta kepada algojo kota untuk menjadi wali baptis bagi bayinya Joseph.


Anna memberikan yang terbaik yang mampu ia berikan bagi Joseph. Ia sadar bahwa pendidikan yang baik akan memberikan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi puteranya. Imam paroki setempat mengetahui kecemerlangan Joseph dan juga bakatnya menyanyi. Ia mengatur agar Joseph dapat bersekolah di sekolah biara yang terkenal di Kremsmunster. Di sana, Joseph muda menonjol dalam pelajaran-pelajarannya. Di kemudian hari ia merasakan panggilan untuk menjadi seorang imam dan masuk seminari pada usia 16 tahun. Akhirnya, ketika siap untuk ditahbiskan pada usia 22 tahun, Joseph membutuhkan dispensasi khusus sebab ia tak mempunyai seorang ayah.

Joseph Mohr ditugaskan sebagai pastor pembantu di Gereja St. Nikolaus di Oberndorf, sekitar 10 mil baratlaut kota Salzburg, di tepi Sungai Salzach. (Gereja St. Nikolaus dihancurkan banjir pada tahun 1899, tetapi sebuah kapel peringatan berdiri di sana hingga sekarang.) Paroki di mana ia ditempatkan sangat sederhana, imam parokinya keras dan hemat, begitulah halusnya.

Di sini, Pastor Mohr bersahabat dengan Franz Gruber. Gruber adalah putera seorang penenun yang kurang menghargai musik. Franz diharapkan untuk melanjutkan usaha dagang ayahnya. Meskipun ditentang sang ayah, Franz mulai belajar bermain gitar dan organ. Pastor paroki bahkan mengijinkan Franz untuk berlatih di gereja. Bakatnya pun segera dikenali, dan ia dikirim untuk belajar musik secara resmi. Pada akhirnya ia menetap di kota Oberndorf dengan bekerja sebagai seorang guru musik dan membina hidup berkeluarga dengan duabelas anak. Mohr dan Gruber saling berbagi dalam kecintaan mereka akan musik, mereka berdua bermain gitar.

Pada tanggal 23 Desember 1818, saat Natal hampir tiba, Mohr mengunjungi seorang ibu dengan bayinya yang baru lahir. Dalam perjalanan pulang ke Pastoran, ia berhenti di tepi sungai dan merenungkan peristiwa Natal yang pertama. Ia menulis sebuah puisi yang menggambarkan intisari peristiwa iman yang agung itu dan memberinya judul Stille Nacht, beilige Nacht; Malam Sunyi, Malam Kudus. Dalam komposisinya, ia berhasil menangkap misteri inkarnasi dan kelahiran Kristus yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata: Bayi Yesus yang Kudus, yang adalah Kristus Sang Juruselamat, Putra Allah, dan Terang Sejati Allah, dilahirkan oleh Santa Perawan Maria dan memenuhi dunia dengan rahmat penebusan dari surga.

Sekembalinya ke paroki, ia dikecewakan dengan berita bahwa organ gereja rusak. Tikus-tikus yang rakus telah menggerogotinya melalui pengembus, melumpuhkan sistem embusan yang dibutuhkan pipa-pipa untuk menghasilkan musik. Karena Natal sudah di ambang pintu dan tanpa dana yang cukup untuk memperbaiki organ, umat khawatir Misa Natal tengah malam tidak akan meriah. Pastor Mohr bergegas menuju rumah sahabatnya, Franz Gruber, dan menceritakan kesedihannya. Ia menyerahkan puisinya kepada Gruber dan memintanya untuk menuliskan melodi atas puisi tersebut agar dapat dimainkan dengan gitar. Franz Gruber menyelesaikan tugas pada waktunya. Dalam Misa Natal tengah malam pada tahun 1818, dunia mendengarkan untuk pertama kalinya lagu yang sederhana namun agung, yang kita kenal sebagai lagu Malam Kudus.

Lagu Malam Kudus mendapat sambutan yang sangat baik dan dengan cepat menyebar ke seluruh Austria, seringkali secara gampang disebut sebagai A Tyrolean Carol. Frederick Wilhelmus IV, Raja Prusia, mendengarkan Malam Kudus dinyanyikan di Gereja Berlin Imperial dan memerintahkannya agar dinyanyikan di segenap penjuru kerajaan pada pesta-pesta dan perayaan Natal. Ironisnya, lagu tersebut menjadi terkenal tanpa penghargaan kepada para penggubahnya. Sebagian orang berpikir bahwa Michael Haydn, saudara dari komposer terkenal Franz Joseph Haydn, yang menuliskannya. Oleh sebab itu, Raja Frederick Wilhelmus, memerintahkan agar dicari penggubah yang sebenarnya.

Suatu hari, para utusan raja tiba di biara St. Petrus di Salzburg untuk menanyakan perihal penggubah lagu Malam Kudus. Felix, putera Franz Gruber, yang menjadi murid di sana, menemui mereka dan menceritakan kisah di balik lagu Malam Kudus serta mengantar mereka kepada ayahnya, yang sekarang menjadi pemimpin paduan suara di suatu paroki lain. Sejak saat itulah, keduanya, Mohr dan Gruber, diakui sebagai penggubah lagu Malam Kudus.

Pastor Joseph Mohr wafat dalam usia 56 tahun pada tanggal 4 Desember 1848 karena tuberculosis. Gruber wafat dalam usia 76 tahun.

Terjemahan lagu Malam Kudus dalam bahasa Inggris dilakukan oleh Jane Campbell pada tahun 1863 dan dibawa ke Amerika pada tahun 1871, muncul dalam Buku Nyanyian Sekolah Minggu Charles Hutchins. Sementara terjemahan dalam bahasa Indonesia dilakukan oleh Yamuger / Seksi Musik Komlit KWI pada tahun 1992.

Lirik bahasa Indonesia
Malam kudus, sunyi senyap;
dunia terlelap.
Hanya dua berjaga terus
ayah bunda mesra dan kudus;
Anak tidur tenang,
Anak tidur tenang.
Malam kudus sunyi senyap
Kabar Baik menggegap;
bala sorga menyayikannya,
kaum gembala menyaksikannya:
“Lahir Raja Syalom,
lahir Raja Syalom!”
Malam kudus, sunyi senyap.
Kurnia dan berkat
tercermin bagi kami terus
di wajah-Mu, ya Anak kudus,
cinta kasih kekal,
cinta kasih kekal.
(Referensi: Kidung Jemaat, 92)
Lirik bahasa Belanda
Stille Nacht, Heilige Nacht.
Davids Zoon, lang verwacht,
die miljoenen eens zaligen zal
werd geboren in Bethlehems stal.
Hij, der schepselen Heer
Hij, der schepselen Heer.
Hulp’loos kind, heilig kind,
dat zo trouw zondaars mint.
Ook voor mij hebt G’Uw rijkdom ontzegt,
werd G’in stro en in doeken gelegd.
Leer m’U danken daarvoor
Leer m’U danken daarvoor.
Stille Nacht, Heilige Nacht,
Heil en vree wordt gebracht,
aan een wereld, verloren in schuld.
Gods belofte wordt heerlijk vervuld.
Amen! Gode zij eer
Amen! Gode zij eer.

(Referrrensi : Kerajaan Belanda )

Lirik asli bahasa Jerman
dari naskah tulisan tangan 1860 (Autograph VII) oleh Franz Gruber
Stille Nacht! Heilige Nacht!
Alles schläft; einsam wacht
Nur das traute heilige Paar.
Holder Knab im lockigen Haar,
Schlafe in himmlischer Ruh!
Schlafe in himmlischer Ruh!
Stille Nacht! Heilige Nacht!
Gottes Sohn! O wie lacht
Lieb´ aus deinem göttlichen Mund,
Da schlägt uns die rettende Stund,
Christ in deiner Geburt!
Christ in deiner Geburt!
Stille Nacht! Heilige Nacht!
Die der Welt Heil gebracht,
Aus des Himmels goldenen Höhn
Uns der Gnaden Fülle läßt seh´n
Jesum in Menschengestalt,
Jesum in Menschengestalt
Stille Nacht! Heilige Nacht!
Wo sich heut alle Macht
Väterlicher Liebe ergoß
Und als Bruder huldvoll umschloß
Jesus die Völker der Welt,
Jesus die Völker der Welt.
Stille Nacht! Heilige Nacht!
Lange schon uns bedacht,
Als der Herr vom Grimme befreit,
In der Väter urgrauer Zeit
Aller Welt Schonung verhieß,
Aller Welt Schonung verhieß.
Stille Nacht! Heilige Nacht!
Hirten erst kundgemacht
Durch der Engel Alleluja.
Tönt es laut aus Fern und Nah:
Christ, der Retter ist da!
Christ, der Retter ist da!
Versi bahasa Jerman modern mempunyai beberapa perbedaan kecil, dan hanya ayat pertama, kedua, dan keenam yang biasanya dinyanyikan.
Lirik bahasa Inggris
Silent night, Holy night
All is calm, all is bright
‘Round yon virgin Mother and Child
Holy infant so tender and mild
Sleep in heavenly peace
Sleep in heavenly peace
Silent night, holy night
Shepherds quake at the sight
Glories stream from Heaven afar
Heav’nly hosts sing Alleluia
Christ the Saviour is born
Christ the Saviour is born
Silent night, holy night
Son of God, love’s pure light
Radiant beams from Thy holy face
With the dawn of redeeming grace
Jesus, Lord at Thy birth
Jesus, Lord at Thy birth

Sementara kita mempersiapkan datangnya Natal, kiranya kita sungguh mencamkan dalam hati kata-kata yang terdapat dalam lagu Malam Kudus dan semoga pesan yang disampaikannya kita amalkan dalam pikiran, perkataan dan perbuatan-perbuatan kita. Kepada segenap pembaca, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Natal!

Sumber :
* Fr. Saunders is pastor of Queen of Apostles Church in Alexandria.

sumber : “Straight Answers: What Can You Tell Me about the Song ‘Silent Night’?” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright Arlington Catholic Herald, Inc. All rights reserved; www.catholicherald.com

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”

Wikipedia – malam kudus
Share on Google Plus

About Willer Marbun

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar anda :